Sonjayalook - Sebagai umat Islam kita diwajibkan ta'at atas perintah Allah Subhanahu wata'ala, ta'at tidak hanya untuk menjalankan perintah ibadah Shalat lima waktu saja, akan tetapi ta'at akan segala yang dilarang oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Dalam Islam banyak sekali perbuatan yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu wata'ala demi untuk keselamatan kita di dunia dan akhirat tapi banyak juga perbuatan - perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu wata'ala, salah satunya riba. Riba telah mendarah daging dikehidupan kita semua, adu kekuatan antara kita dengan keimanannya harus berhadapan dengan pihak - pihak yang memang bergelut dengan sistem ekonomi riba.
Tawaran demi tawaran untuk kita terjerumus berbuat riba sangat gencar dan membati buta, seolah - olah diasong - asong kemata kita, penawaran yang menggiurkan, bunga yang kecil, kemudahan disetujui, tenor lebih panjang, pembayaran sangat mudah, bahkan proses pencairan sangat cepat. Pihak - pihak tersebut seperti tidak perduli dengan sistem apa yang dilakukan halal atau haram.
Alasan klasik kita terjebak jeratan riba bukan hal aneh tapi memang seolah sebuah solusi jitu ketika kita terdesak oleh kebutuhan ekonomi untuk menopang segala kebutuhan kehidupan sehari - hari, hanya beberapa saja alasan untuk kebutuhan konsumtif.
Tobat kepada Allah Subhanahu wata'ala salah satu cara awal dan final untuk membuka dan menjauh dari jeratan riba, akan tetapi tobat juga tanpa dibarengi dengan berusaha mencari jalan keluar untuk berhenti dan mengganti sumber pengganti sistem riba akan menghasilkan hasil yang sama.
Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam melarang umatnya dari perbuatan riba dan riba termasuk dari tujuh perbuatan yang akan menghancurkan, sebagaimana hadist berikut.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, berliau bersabda. "Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan", mereka (para Sahabat) bertanya, "wahai Rasulullah apakah itu?" Beliau menjawab yaitu : "Syirik kepada Allah, Sihir, Membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita - wanita merdeka yang menjaga kehormatan yang beriman dan yang bersih dari zina." (HR. Al Bukhari no. 3456, Muslim no. 2669).
"Orang yang melakukan Riba berarti melawan atas perintah Allah Subhanahu wata'ala"
Sebagaimana disebutkan di dalam ayat Al Qur'an surat Ali Imran ayat 130.
"Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan, peliharalah dirimu dari api neraka yang disediakan untuk orang - orang kafir.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam melaknat pemakan riba yang memberi, yang mencatat dan dua saksinya. beliau bersabda mereka semua sama (HR. Muslim).
Tanpa kerjasama yang erat dan kuat dari berbagai pihak dan peduli terhadap sesama muslim dan orang yang terjerat riba, maka sangat kecil kemungkinan bisa diselesaikan permasalahn jeratan riba. Jeratan riba mengakibatkan kehancuran ekonomi yang mengakibatkan kemiskinan, ironi sekali memang. Menyelesaikan jeratan riba tidak cukup dengan menyarankan jauhi riba, bagi muslim yang sadar tentunya tahu bagaimana riba mengikat menjadi miskin tidak hanya termasuk dosa besar.
Jeratan riba saat ini tidak bisa diselesaikan oleh sendiri - sendiri, penyedia riba bukan perorangan dan tidak kecil, kita semua pasti tahu bagaimana kita melawannya tapi daya kita sangat jauh dari cukup untuk menghadapinya.
Simak juga pemaparan lengkap dan jelas dari Kiyai Muhammad Idrus Ramli di Channel Youtube nya, sekaligus pemaparan tentang Pinjol. Berikut pemaparannya: https://www.youtube.com/watch?v=XMAKPvWJVA8
Semoga kita dibebaskan dan dijauhkan dari jeratan riba. Ammiin Allahumma Aamiin.