Sonjayalook - Ghibah merupakan perbuatan buruk dan tercela bahkan dosanya besar, perbuatan ghibah sangat berbahaya bagi kehidupan karena merupakan penyakit hati yang sangat sulit diobati, perbuatan ghibah tidak terasa oleh lahir bagi sipelaku karena tidak seperti perbuatan minum khamar, zina dan misal memukul orang lain. Ayat dibawah ini sangat jelas diterangkan bahwa kita dilarang berprasangka dan berburuk sangka, mencari - cari kesalahan orang lain atau Tajassus atau mau tahu urusan orang lain dan jangan kita saling menggunjing. Perbuatan buruk ghibah sangat dibenci Allah Subhanahu Wata'ala.
Yaaa ayyuhallaziina aamanujtanibuu kasiirom minazh-zhonni inna ba'dhozh-zhonni ismuw wa laa tajassasuu wa laa yaghtab ba'dhukum ba'dhoo, a yuhibbu ahadukum ay ya-kula lahma akhiihi maitang fa karihtumuuh, wattaqulloh, innalloha tawwaabur rohiim.
"Wahai orang-orang yang beriman. Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12).
Rasulullah SAW bersabda bahwa dosa ghibah lebih berat dari zina.
"Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya," (HR At-Thabrani).
Perbuatan buruk ghibah sangat mengerikan yang akan dirasakan oleh pelaku dan orang yang dighibahinya, bahkan Allah Subhanahu Wata'ala diriwayatkan pernah berfirman kepada Nabi Musa AS.
"Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka."
Bagi seseorang yang berbuat ghibah akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Subhanahu Wata'ala nanti di akhirat. Amal kebaikannya pun dibayarkan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya, termasuk kepada orang yang telah dighibahnya. Kemudian setelah amal kebaikannya habis, amal keburukan orang-orang yang dizaliminya ditimpakan pada dirinya.
Bahkan..... Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah, menuturkan bahwa dosa ghibah lebih besar dibandingkan dengan tiga puluh kali berzina.
Orang yang membicarakan keburukan orang lain akan dianggap sebagai orang zalim. Meski keburukan yang dibicarakan itu benar adanya.
Pelaku ghibah orang sombong dan angkuh karena merasa lebih baik dari orang lain. Ghibah kalau membicarakan baik orang lain itu namanya ghibah, kalau membicarakan orang lain tidak sesuai faktanya atau kita bumbuin macem - macem adalah fitnah.
Baca artikel detikedu, "Rajin Sholat tapi Pahalanya Bisa Gugur Seketika, Kok Bisa?" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5817237/rajin-sholat-tapi-pahalanya-bisa-gugur-seketika-kok-bisa.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Baca artikel detikedu, "Rajin Sholat tapi Pahalanya Bisa Gugur Seketika, Kok Bisa?" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5817237/rajin-sholat-tapi-pahalanya-bisa-gugur-seketika-kok-bisa.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
"Jika benar apa adanya apa yang engkau katakan itulah yang namanya ghibah. Dan jika sekiranya apa yang engkau katakan tidak ada pada saudaramu, itu namanya fitnah. (HR. Muslim).
Ketika hidup di dunia lidah dan mulut kita bisa berbicara akan tetapi ketika kita mati akan terkunci sebagaimana Allah Subhanahu Wata'ala berfirman.
Al-yauma nakhtimu 'alaaa afwaahihim wa tukallimunaaa aidiihim wa tasy-hadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun.
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS. Ya-Sin 36: Ayat 65)
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili menjelaskan cara kita bertaubat dari perbuatan Zina, Ghibah, Mencuri, dll. Menurut Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili, taubat yang berkaitan dengan hak Allah SWT, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Menyesali perbuatan dosa yang telah lalu
2. Berhenti dari perbuatan dosa tersebut
3. Bertekad untuk tidak mengulanginya
Semoga kita dijauhkan dari perbuatan ghibah yang mudah dilakukan tapi berdampak sangat dahsyat bagi kita dan orang lain dan semoga kita bisa benar - benar menjaga mulut dan lidah kita. Aamiin