Sonjayalook - Akhir zaman.... itulah kalimat yang banyak sekali diperbincangkan saat ini, kita sebagai orang yang beriman sudah pasti menyadari akan banyaknya kejadian - kejadian yang ada di dalam Al Qur'an, diriwayatkan oleh Hadist juga riwayat lainnya. Kita sedang menuju ke zaman Jahiliyah atau Zaman Kebodohan, kebodohan bukan dalam artian tidak tahu ilmu pengetahuan dan teknologi tapi kebodohan artinya hilangnya moral sebagai manusia, banyaknya perzinahan, aborsi, pembuangan bayi - bayi baru lahir, pembunuhan dan perampasan hak orang lain salah satunya dan masih banyak yang mirip sekali dengan zaman jahiliyah. Akhir zaman ini mengerikan bagi orang - orang yang punya iman.
Simak Penjelasan Maksud Jahiliyah : https://muslim.or.id/11590-maksud-jahiliyah.html
Akhir zaman yang melekat dikehidupan kita adalah adanya Hubbud Dunya (Terlalu Cinta Dunia) dan Wa Karohiyatul Maut (Takut Mati).
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : “Hampir saja bangsa-bangsa memangsa kalian sebagaimana orang lapar menghadapi meja penuh hidangan. ”Seseorang bertanya, apa saat itu kita sedikit? beliau menjawab, bahkan saat itu kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan Allah sungguh akan mencampakkan penyakit wahn dalam hatimu.” Seseorang bertanya, Ya Rasulullah ap aitu wahn? beliau menjawab, cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit yang pernah menimpa umat terdahulu”. Sahabat bertanya, apakah penyakit umat terdahulu itu, beliau menjawab, penyakit itu telah terlalu banyak seronok, terlalu mewah, menghimpun harta sebanyak mungkin, tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, saling memarah, hasut-menghasut sehingga jadi zalim menzalimi” (HR. Al-Hakim).
Penyakit Wahn ini banyak kita jumpai dimana - mana, penyakit ini sudah akut menjangkit umat Islam baik dari anak kecil, dewasa hingga orang tua, padahal orang tua yang semestinya sudah memikirkan bagaimana bekal kelak setelah kehidupan dunia, bekal apa yang akan dibawa, apakah kita akan selamat, apa yang akan bisa menyelematkan kita, sebagian orang yang mempunyai usia lanjut justru masih berpikiran bagaimana menikmati masa tua dengan bersenang - senang dan lupa akan game akhir (final) dan injury time yang jusru sebaiknya lebih meningkatkan ibadah dan berbuat baik. Melakukan ibadah itu tidak hanya shalat lima waktu berjamaah, berpuasa atau membaca Al Qur'an akan tetapi lebih berbuat baik untuk sesama, jangan sampai kita kenyang padahal anak - anak kita kelaparan, sodara kita kesusahan, tetangga kita kemiskinan. Mungkin jika usia kita misal 70 tahun artinya 80% kejar bekal untuk akhirat dan 20% lagi merasakan istirahat setelah masa muda, kebalikan persentasenya ketika masih muda.
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." QS. Ali Imran ayat 185.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Kamis, 04 November 2021 - 19:07 WIB oleh Widaningsih dengan judul "Mengingat Mati adalah Ibadah yang Mendapat Pahala". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/589652/72/mengingat-mati-adalah-ibadah-yang-mendapat-pahala-1636027908
Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Kamis, 04 November 2021 - 19:07 WIB oleh Widaningsih dengan judul "Mengingat Mati adalah Ibadah yang Mendapat Pahala". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/589652/72/mengingat-mati-adalah-ibadah-yang-mendapat-pahala-1636027908
Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios
Terlalu cinta dunia dan takut akan mati memang sangat berkaitan erat, orang kebanyakan takut mati karena cinta dunia (apa yang ada di dunia) lalu orang cinta dunia karena mumpung belum mati. Naudzubillah Tsumma Naudzubillah. Takut miskin (tidak makan) dan takut mati memang sudah diprediksi oleh Rasulullah.
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu.” (HR. Thabrani dan Hakim).
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan
Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas
penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah
(membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? QS. Al - Jasiyah ayat 23.
Semakin dekat dengan dunia maka akan semakin dekat dengan kematian hati. Mengingat mati adalah ibadah yang mendapat pahala.
Simak juga pencerahan dari Alm. KH. Zainuddin. MZ
https://www.youtube.com/watch?v=5xjp9RPKcPE